Sistem Baru Dalam Pendidikan Di singapura
Sumber : Goegle |
Singapura adalah salah satu salah satu negara terbaik di dunia dalam hal pendidikan. Banyak siswa berprestasi di singapura karna sistem belajar yang baik dan waktu belajar yang panjang. Bahkan beberapa Universitas yang ada di singapura berhasil menepati posisi baik di mata dunia.
Namun kali Singapura memberikan sesuatu yang berbeda dalam dunia pendidikan. PR yang selama ini menjadi ukuran penilaian siswa akan dihapuskan khusus siswa tahun pertama dan kedua mulai 2019 mendatang. Siswa SD di tahun-tahun terakhir serta siswa SMP di tahun-tahun awal juga akan ditempatkan di lingkungan yang di mana tak ada pengelompokan siswa pandai dan bodoh.
Sistem penilaian pun diubah di mana nilai yang diberikan tidak lagi menggunakan angka desimal melainkan dibulatkan ke angka terdekat. Hal tersebut dilakukan untuk menurunkan penekanan di keberhasilan akademis.
"Belajar bukanlah perlombaan," ungkap Menteri Pendidikan Singapura Ong Ye Kung. Ia mengatakan perubahan sistem pendidikan dilakukan untuk mencegah siswa menjadi patah semangat karena nilai jelek dan mendorong siswa untuk lebih berfokus pada pengembangan pembelajaran mereka sendiri.
Selain itu pemerintah juga berusaha mempersiapkan generasi mudanya untuk menghadapi perubahan tantangan, khususnya eknomi. Kebijakan baru ini bertujuan untuk mendorong perkembangan sosial di antara para siswa untuk meningkatkan kesadaran diri dan membangun keterampilan membuat keputusan.
Salah satu langkahnya adalah sekolah-sekolah tidak lagi menjadikan nilai sebagai acuan peringkat atau kelulusan dari suatu mata pelajaran, serta menghapuskan sistem KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). Sistem ini sangat kontras dengan apa yang berlaku di negara-negara tetangga Singapura yang masih mendewakan sistem nilai dan peringkat.
Suasana kelas diubah sesuai dengan situasi nyata di tempat kerja, selain itu serangkaian pembelajaran terapan juga diaplikasikan untuk membekali para siswa dengan soft-skill. Kementerian Pendidikan juga memberikan bimbingan kepada para siswa untuk melihat peluang yang lebih luas diluar bidang perbankan, medis, dan PNS. Program ini memungkinkan anak-anak sekolah untuk terjun ke bidang-bidang yang lebih ekspresif seperti drama dan olahraga, serta lebih banyak area yang berfokus pada industri seperti komputer, robotika, dan elektronik.
Perubahan ekonomi membawa perubahan tren di dunia kerja. Laporan dari Forum Ekonomi Dunia tahun 2018 menunjukkan terjadi pergeseran keterampilan kerja sebesar 42 persen antara tahun 2018-2022. Keterampilan yang berfokus pada manusia seperti berpikir kritis, kepemimpinan dan penyelesaian masalah yang kompleks akan menjadi semakin penting. Laporan tersebut juga menekanakan pentingnya menjadi pembelajar seumur hidup bagi manusia.
Dalam survei yang digelar oleh Organisasi Kerjasama Pembangunan Ekonomi (OECD) dalam Program Penilaian Pelajar Internasional (PISA), Singapura menempati posisi teratas, diikuti oleh Hong Kong, Jepang, dan Macau. Setiap tiga tahun OECD akan melakukan penilaian terhadap sistem pendidikan di suatu negara melalui serangkaian tes kepada anak-anak berusia 15 tahun. Tes tersebut meliputi membaca, matematika, dan sains.
Sumber : Akurat.co
Comments
Post a Comment